Rabu, 31 Oktober 2012

Ciri-ciri orang yang bisa anda percaya untuk curhat


Manusia membutuhkan keberadaan orang lain untuk saling memberi dan menerima termasuk dalam urusan berbagi suka dan duka. Tidak etis rasanya apabila seseorang hanya menginginkan senangnya saja dan tidak mau terlibat dalam kedukaan orang lain. Orang-orang yang baik harus bisa saling memberi dan saling menerima suka dan duka antar sesamanya. Tidak hanya untuk orang-orang yang dikenal, namun juga kepada orang-orang yang tidak kenal sebelumnya.
Ketika seseorang memiliki masalah, ia akan cenderung untuk menceritakan masalahnya kepada orang yang dikehendakinya. Cerita keluh kesah dalam bahasa sehari-hari mungkin lebih kita kenal dengan sebutan curhat (curahan hati). Untuk bisa kita curhati, seseorang harus kita yakini dapat kita percaya dan dapat membantu kita, bukan malah menambah masalah. Untuk itu sebelum curhat kita harus menilai seseorang apakah layak menjadi tempat curhat atau tidak.
Berikut ini merupakan tanda-tanda atau ciri-ciri orang yang bisa kita jadikan teman curhat kita atas berbagai masalah yang sedang mendera kita, yaitu sebagai berikut ini :
1. Bisa Menjaga Rahasia
Masalah kita sebaiknya tidak diketahui oleh banyak orang, karena orang-orang bisa saja memiliki sudut pandang yang berbeda yang justru menganggap kita sebagai pihak yang salah. Untuk itu janganlah menceritakan curhatan kita kepada keluarga, teman, guru, atau lain-lainnya yang tidak bisa menjaga kerahasiaan cerita curhat kita. Jika kita yakin orang tersebut bisa menyimpan rahasia orang lain, barulah kita bisa bercurhat kepadanya.
2. Bisa Membantu Mencarikan Solusi / Jalan Keluar
Teman curhat yang baik bisa membantu mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang menjerat kita. Boleh-boleh saja kita mencurhatkan diri kepada orang yang hanya bisa mendengar cerita kita saja, namun jika ada yang lebih jago menyelesaikan berbagai persoalan hidup, tidak ada salahnya kita memilih yang lebih ahli agar masalahnya dapat segera teratasi secara tuntas.
3. Peduli dengan Masalah Orang Lain
Carilah teman curhat yang perhatian dengan orang lain. Kalau orangnya tidak pedulian, maka orang itu hanya akan membantu seadanya saja dan enggan berpikir keras untuk menemukan solusi yang terbaik. Orang yang perdulian juga akan dengan senang hati membatu kita secara ikhlas dari waktu ke waktu sampai urusannya beres.
4. Memiliki Banyak Waktu Luang
Hindari melakukan curhat dengan orang yang super sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu, tenaga, pikiran dan perasaan untuk membantu kita secara penuh. Mungkin baru sebentar saja kita melakukan konsultasi curhat orang tersebut sudah minta izin meninggalkan kita karena ada sesuatu yang harus dikerjakan.
5. Hubungan Jangka Panjang
Curhatlah kepada orang yang bisa kita curhati dengan mudah dari waktu ke waktu secara berkesinambungan. Kalau baru beberapa kali saja orang tersebut sudah menghilang, maka masalah kita bisa menggantung dan harus curhat lagi dari awal dengan orang lain. Tidak hanya tatap muka langsung, namun curhat juga bisa lewat komunikasi modern jarak jauh. Yang penting ia selalu bersedia untuk dicurhati dengan senang hati.
6. Terbuka Komunikasi Dua Arah
Orang yang didapuk menjadi teman curhat kita jangan hanya sebatas mendengar keluh kesah kita saja, namun juga bisa memberi umpan balik seperti menceritakan pengalaman hidupnya, curhat baik kepada kita, memberitahukan sesuatu yang berharga bagi kita, dan lain sebagainya. Kedua belah pihak harus bisa berinteraksi dengan baik tanpa ada salah satu pihak dianggap sebagai orang yang tertutup.
7. Tidak Keberatan Mendengar Keluh Kesah
Tidak semua orang senang mendengarkan curhatan orang lain, apalagi mencarikan jalan keluar. Namun adapula orang yang justru mencari orang yang mau curhat dengannya. Alangkah baiknya jika kita memilih teman curhat-mencurhat yang senang menerima curhatan kita. Kita pun juga harus dimikian kepadanya, harus siap diberi curhatan dengan baik.
8. Bisa Membuat Hati Kita Tenang
Anggota keluarga, teman, tetangga, pak rt, pak rw, penjaga warung, pedagang keliling, atau siapa pun yang kita ajak curhat harus orang yang sedari dulu kita anggap bisa membantu kita ketika ada kesulitan dan saat kita berbicara dengannya dapat membuat hati kita menjadi merasa nyaman dan damai. Dengan begitu curhat kita pun akan membuat kita bebas dari beban berat walaupun belum menemukan solusinya.
9. Baik Kepada Siapa Saja
Orang yang baik untuk kita jadikan teman curhat adalah orang yang terkenal baik kepada siapa saja, kapan pun dan di mana pun. Jangan curhat pada orang jahat, karena mungkin saja justru akan memanfaatkan kita untuk kepentingan dirinya saja. Curhatlah pada orang baik-baik yang mau membantu kita tanpa pamrih.
10. Memiliki Kemampuan Komunikasi yang Baik
Curhat akan lebih nyaman dengan orang yang cara berkomunikasinya baik, tidak gila, tidak kasar, tidak gagap, mengerti bahasa kita, tidak emosional, dan lain sebagainya. Kita pun juga harus melakukan komunikasi yang baik dengan orang yang kita curhatkan agar segera mengerti duduk permasalahannya dan segera membantu mencarikan jalan keluarnya.
Semoga anda dapat menemukan orang yang tepat untuk dijadikan teman curhat anda. Usia, jenis kelamin, agama, suku, ras, ideologi, hobi, dan sebagainya tidak masalah. Memilih teman curhat memang gampang-gampang susah. Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih banyak.

KESERUAN DI PULAU TIDUNG


Sewaktu berunding mengenai destinasi liburan dengan budget yang terjangkau, jarak yang dekat, waktu yang efisien dan suasana menyenangkan untuk melepas penat dari segala aktivitas sehari - hari, entah kenapa, Pulau Tidung yang langsung terbersit di pikiran kami. Ya, Pulau Tidung, salah satu bagian wilayah dari Kepulauan Seribu yang terletak di Jakarta Utara ini memang terkenal akan wisata baharinya.
Sebelum pergi, beberapa minggu sebelumnya, saya dan ketujuh teman saya mencari info sebanyak - banyaknya mengenai wisata Pulau Tidung ini. Dari info yang kami cari tersebut, sampailah kami ke beberapa nomor telepon fasilitator, dan akhirnya kami pilih satu orang fasilitator untuk liburan kami kali ini.
Fasilitator adalah penyedia jasa paket - paket liburan di Pulau Tidung. Tugasnya mempersiapkan lengkap semua kebutuhan wisatawan, mulai dari menyediakan saranatravel untuk keberangkatan, tempat penginapan, makan, instruktur menyelam, penyewaan sepeda, sampai sarana travel untuk kepulangan para wisatawan. Tarif para fasilitator inipun berbeda - beda, tentunya disesuaikan dengan fasilitas yang mereka tawarkan. Tapi untuk liburan low budget seperti yang kami ambil, rata - rata dengan biaya kurang dari Rp 300.000,- per orang, wisatawan sudah dapat menikmati paket liburan yang lengkap dan memuaskan.
Singkat cerita, berangkatlah kami berdelapan  di hari Sabtu untuk menikmati liburan di Pulau Tidung. Rencana waktu liburan kami kali ini adalah dari hari Sabtu sampai hari Minggu. Berkumpul di Cawang pada pukul 05.00 WIB, kami langsung berangkat menuju Muara Angke, tempat kapal yang akan membawa kami ke Pulau Tidung berlabuh.




Sebenarnya untuk mencapai Pulau Tidung bisa dicapai dari dua alternatif tempat keberangkatan, yaitu dari Pantai Marina (Ancol) dengan menggunakan speed boat, dan dari Muara Angke dengan menggunakan kapal kayu bermotor. Tapi karena ini liburan dengan biaya terjangkau, jangan bayangkan kami berangkat dengan menggunakan kapal mewah seperti yang ada di film luar negeri. Jangan juga bayangkan kondisi kapal yang lapang dengan para penumpang yang bisa duduk dengan lega. Untuk dudukpun para penumpang harus bersila agar penumpang lain bisa muat ada di dalam satu kapal.
Tapi tenang saja, meskipun keadaan seperti itu, bayangan liburan menyenangkan sudah menari - nari di kepala kami, dan seketika hilanglah segala kesusahan yang ada.



Saya kurang mengetahui apakah semua kapal diperiksa atau tidak, tapi yang saya lihat dan saya tahu, hanya kapal yang kami tumpangi yang diperiksa dan bermasalah. Pemeriksaan ini berlangsung kurang lebih satu jam. Dan akhirnya kapal diputar balik kembali menuju Muara Angke. Siapa yang rugi? Tentu saja bukan pengemudi yang lalai tersebut, tapi penumpang yang tidak tahu apa - apa dan dibiarkan terluntang - lantung sambil berharap masih ada kapal yang akan berangkat menuju Pulau Tidung. Ya, karena jika hari sudah siang, jarang ada kapal yang berani berlayar dikarenakan ombak yang cukup besar dan kurang bersahabat.
Tapi untunglah liburan kali ini masih menjadi rejeki kami. Setelah sampai kembali di Muara Angke dan menghubungi fasilitator kami di Pulau Tidung, Ia menitipkan kami di kapal yang memang belum berangkat dari pagi, sehingga kami tidak perlu menunggu kapal yang datang di siang hari. Melewati perjalanan yang memakan waktu kurang lebih tiga jam diatas kapal dengan ombak yang cukup memacu adrenalin, akhirnya tibalah kami di Pulau Tidung. Plang besar “Pulau Tidung” yang menjulang dengan tingginya seperti sudah memanggil - manggil kami. Hilanglah sudah semua kekhawatiran dan kesusahan kami selama perjalanan tadi.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, kami langsung menghubungi fasilitator kami. Seorang bapak penduduk lokal yang sangat ramah. Si bapak menuntun kami menuju sepeda sewaan kami masing - masing yang akan membawa kami ke tempat penginapan, sebuah rumah yang tampak sederhana dari luar, tapi ternyata setelah masuk ke dalam, rumah sederhana tersebut dilengkapi spring beddispenser dan air conditioner yang lengkap. Ah, menyenangkan.

Setelah menaruh barang bawaan, makan siang dan istirahat sebentar, kami langsung bergegas menuju rumah fasilitator kami untuk mengambil peralatan menyelam. Ya, kami akan langsung melakukan snorkeling, menjelajahi keindahan bawah laut Pulau Tidung.
Dengan dipandu sebentar oleh instruktur menyelam, kami langsung berangkat menumpang kapal motor kecil menuju ke tengah laut. Di titik - titik tertentu wilayah laut, kita bisa menikmati indahnya biota bawah laut Pulau Tidung yang tak terbayarkan rasanya. Sengatan - sengatan binatang laut pada kulit jadi tak terasa sakit lagi, terbayarkan oleh rasa puas yang didapat.



Sayang, menjelang senja, ombak laut sudah tak bersahabat lagi, yang mengharuskan kami kembali ke daratan menuju penginapan. Ya, istirahat malam ini, karena esok hari liburan indah di Pulau Tidung masih menanti kami.
Di hari minggu, pagi - pagi sekali kami sudah dibangunkan oleh suara aktivitas warga sekitar. Layaknya hunian pada umumnya, pada pagi hari, aktivitas pasar sayur mayur sudah ramai disambangi oleh para ibu yang akan memasak untuk keluarganya.
Setelah sarapan dan menikmati view matahari terbit dari teras rumah, kami berdelapan langsung menuju sisi lain wilayah Pulau Tidung yang belum kami sempat sambangi kemarin.




Sebelumnya kami pikir masih terlalu pagi dan sepi untuk berjalan - jalan mengelilingi pulau. Tapi ternyata salah, jalan - jalan di area pulau sudah sangat ramai oleh wisatawan. Kebanyakan wisatawan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menikmati keindahan pulau.
Kami melewati sebuah jembatan yang oleh penduduk lokal dinamakan “Jembatan Cinta”. Tapi jangan berharap spot ini sepi pengunjung, karena untuk berjalanpun kami harus berdesak - desakan dengan pengunjung lain. Banyak pengunjung yang antri ingin merasakan sensasi terjun dari lekukan jembatan di ujung dermaga setinggi kurang lebih tujuh meter tersebut menuju ke dasar laut.
Melewati Jembatan Cinta, kami berdelapan berjalan hingga ke ujung jembatan, menuju ke sebuah pulau kecil yang masih menjadi bagian dari Pulau Tidung. Di pulau ini agak sepi dengan pengunjung, mungkin karena letaknya yang cukup jauh dari pulau utama. Dan di pulau kecil inilah kami berdelapan langsung asyik dengan kegiatan masing - masing. Persis seperti anak kecil yang diijinkan untuk tidak tidur siang oleh ibunya, kami langsung kegirangan sekali. Mulai dari bergaya maksimal untuk difoto sebagai dokumentasi perjalanan, membuat istana pasir, sampai berkreasi membuat jebakan dengan menggali pasir yang dalam, kami lakukan bersama. Empat jempol untuk liburan saya kali ini. Luar biasa. Saya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa sebuah liburan, sesederhana atau serumit apapun bisa dilalui dengan indah asal kita niatkan dari hati dan dijalani bersama orang - orang yang tepat. Bahagia itu sederhana, sesederhana liburan saya kali ini di Pulau Tidung.