Di salah satu upacara perpisahan dan serah terima jabatan tertentu pada suatu organisasi, pimpinan yang digantikan menyampaikan sambutan perpisahan. Salah satu isi sambutan yang mengesankan adalah: “….apabila proses dan kinerja di unit ini belum maksimum, semua adalah tanggung jawab saya, untuk itu saya mohon maaf….di sisi lain kalau toh ada keberhasilan itu adalah hasil kerja dari kita semua, dan terimakasih atas dukungannya selama ini…..”. Coba bandingkan dengan ucapan seorang pimpinan lain berikut ini “….saya tidak mengerti mengapa kinerja di unit ini tidak mencapai standar perusahaan….padahal saya sudah memberi petunjuk kepada semua karyawan…..mereka sepertinya lari dari tanggung jawab….”. Apa bedanya? Kalau pernyataan yang pertama “ … semua hak, wewenang, dan kewajiban adalah tanggung jawab saya…”. Sementara pernyataan kedua bermakna “….saya yang jawab, karyawan yang nanggung….” alias tidak bertanggung jawab dan alias ….”lempar batu sembunyi tangan….”
Susahkah untuk bertanggung jawab atas suatu proses dan kinerja yang dihasilkan? Jawabannya kemungkinan ada tiga yakni (1) bertanggung jawab, (2) mengelak tanggung jawab, dan (3) tidak bersedia bertanggung jawab karena merasa tidak mampu. Yang bertanggung jawab selalu memandang setiap hak, tugas, dan wewenang adalah amanah. Ada semacam kepercayaan dari orang lain atau organisasi untuk melaksanakannya dengan baik. Berani dan tegas apapun hasilnya, itu adalah tanggung jawabnya. Dia tidak mau melempar tanggung jawabnya kepada orang lain ketika dia gagal melaksanakan amanahnya. Sebaliknya orang yang tak bertanggung jawab sering tidak mau menerima kesalahan atas suatu pekerjaan hanya dibebankan pada dirinya saja. Sering mengkambing hitamkan orang lain. Tidak merasa beban dan malu bahwa kegagalan itu sebenarnya tanggung jawabnya. Namun kalau berhasil maka dia tidak canggung mengatakan bahwa semua keberhasilan itu karena dia. Sementara tipe orang ketiga sudah sejak mula dia mengatakan tidak bisa menjalankan amanah yang diberikan karena tidak mampu dan kurang berpengalaman. Sama dengan tipe pertama, orang tipe ini memiliki kejujuran yang tinggi.
Mengapa sikap tanggung jawab diperlukan dalam suatu organisasi? Simaklah beberapa ungkapan berikut ini.“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu”.(Al-Hadits, Shahih Bukhari – Muslim). “Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab hari esok dengan menghindarinya pada hari ini”. (Abraham Lincoln). Seorang ilmuwan besar Albert Einstein (1879-1955) mengatakan, "The price of greatness is responsibility" (harga sebuah kebesaran ada di tanggung jawab).Tanggung jawab adalah mutiara hati. Ia adalah salah satu nilai pokok dalam budaya korporat suatu organisasi.
Seperti halnya suatu komitmen, seseorang yang memiliki amanah untuk melakukan pekerjaan tertentu biasanya bersikap hati-hati. Termasuk kalau sedang bekerjasama dengan mitra kerja lainnya. Mengapa demikian? Karena setiap butir kesalahan walau sekecil apapun harus bisa dipertanggung jawabkan. Konteksnya dalam meraih mutu kerja, efektifitas dan efisiensi kerja. Semakin bertanggung jawab dibarengi dengan semakin kuatnya komimen maka semakin berhasil seseorang melaksanakan pekerjaannya sesuai harapan. Untuk itu maka pihak manajemen seharusnya mampu mengkondisikan agar setiap karyawan bersikap .tanggung jawab. Sistem imbalan/penghargaan dan hukuman kaitannya dengan tanggung jawab sangat penting diterapkan. Suatu ketika tanggung jawab itu sendiri sudah merupakan bagian dari kebutuhan tiap individu organisasi atau sudah terinternalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar